Mengajak "Mobil Murah" Korea Tamasya ke Pantai

Banten, KompasOtomotif - Sempat muncul pertanyaan di benakKompasOtomotif, 'Seberapa kompetitif?' ketika PT Kia Mobil Indonesia (KMI), meluncurkan Morning pertengahan Mei 2014 lalu. "Mobil murah" CBU asal Korea Selatan ini didapuk untuk bersaing dengan produk-produk LCGC yang sudah hadir lebih dulu di pasar. 

Untuk merasakan ini, KMI mengajak puluhan jurnalis tamasya ke wisata Pantai Anyer, Banten, (3-4/6/2014). Waktu yang tepat untuk bisa merasakan kesan pertama berkendara bersama mobil kota buatan negeri Ginseng ini.

Responsif 
Secara teori, Morning terlihat lebih menjanjikan karena dibekali mesin 3-silinder, 1.0 liter, berteknologi Dual CCVT dipadu transmisi 5-percepatan manual. Sedangkan kompetitornya, seperti Toyota Agya, Daihatsu Ayla, dan Suzuki Karimun Wagon R masih mengandalkan teknologi standar DOHC saja. 
Lantas bagaimana perbedaannya, tanpa basa-basi dalam sesi pertama perjalanan Jakarta-Pantai Anyer, KompasOtomotif langsung duduk di balik kemudi bersama rekan tiga media lain. Dengan postur 175 cm, Anda harus melakukan adaptasi khusus saat masuk ruang kemudi. Tapi, posisi duduk bisa dibuat ideal dengan memundurkan jok dan mengatur ketinggian setir melalui kelengkapan tilt steering.

Perjalanan dimulai dari jaringan pemasaran KMI di Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan. Kondisi jalan siang  itu padat merayap membuat pedal kopling jadi lebih sering diinjak. Torsi mengentak pada putaran bawah, di rentang 1.500-3.000 rpm, akselerasi terasa manta. Cocok untuk gaya berkendara 'stop and go' dalam menghadapi kemacetan di perkotaan. TekananpPedal kopling juga tidak terasa berat ketika diinjak, perpindahan perseneling dapat dilakukan dengan mudah.

Dengan bodinya yang kompak, selap-selip di kepadatan jalan juga bukan jadi masalah. Termasuk radius putar yang kecil, membuat "mobil murah" ini terasa lebih lincah.

120 kpj
Kondisi lalu lintas mulai terurai ketika rombongan 11 unit Morning masuk ke jalan Tol Dalam Kota, tepatnya setelah gerbang Tol Senayan. Pedal gas bisa diinjak lebih dalam, tetapi tetap dengan panduan dua unit patwal dari kepolisian. Masuk ke Tol Tangerang-Merak, kondisi jalan mulai lengang sehingga sesekali bisa keluar dari rombongan dan merasakan kecepatan Morning.

Empasan torsi masih terasa sampai putaran mesin mendekati 4.000 rpm, baru kemudian terasa langsam. Dalam posisi gigi 4, dan putaran mesin 6.000 rpm, kecepatan 120 kpj berhasil dicapai. KMI mengklaim dalam pengujiannya bisa menembus 140 kpj dalam kondisi jalan yang serupa dan jumlah penumpang yang sama.
Audio
Ada kunikan saat coba mengoperasikan head unit unutk sekedar menikmati lantunan musik. Disebut unik, karena konsol audio ini tidak dilengkapi dengan pemutar CD, tapi cuma bisa mengoperasikan radio dan membaca data musik digital dari berbagai piranti keras, seperti ponsel pintar, USB, atau pemutar MP3 dengan bantuan kabel konektor. Suara yang dihasilkan dari sepasang speaker di kedua pintu terasa hanya sebatas kualitas mono, bukan stereo. 

Tingkat kekedapan di kabin terbilang lumayan, terasa nyaman dalam kecepatan rendah. Tapi, suara ban dan angin mulai masuk ke kabin ketika akselerasi dilakukan. Getaran khas mesin 3 silinder sama sekali tidak terasa di dalam kabin, hanya sesekali raungan mesin terdengar waktu pedal gas diinjak lebih dalam.

Suspensi
Mendekati daerah pantai, kondisi pancaran sinar matahari semakin terik. Indikator cuaca pada ponsel pintar milik salah satu awak media menunjukkan 31 derajat celsius. Namun, kesejukan kabin tetap terjaga, penyejuk udara di level 2 dan temperatur (dingin) maksimum.

Selepas tol Merak, rombongan tiba di Serang, kemudian menuju Kawasan Industri Krakatau Steel. Di lokasi ini, kami dihadapkan dengan kondisi jalan rusak di beberapa titik dan kemacetan jalan yang cukup panjang akibat truk mogok. 

Beberapa lubang kecil bisa dilalui tanpa menimbulkan efek entakkan keras di ban. Bahkan, ketika harus melalui lubang besar, suspensi mobil murah ini terasa empuk, sehingga tetap nyaman.
Kesimpulan
Dari pengalaman pertama ini, "mobil murah" asal pabrikan Korea ini menawarkan beberapa kelebihan menarik ketimbang kompetitor LCGC. Teknologi Dual CCVT yang selama ini hanya ditawarkan beberapa merek dan model kelas menengah sampai premium begitu terasa ketika duduk di balik kemudi.  

Tapi, tampilan Morning yang terkesan standar begitu terasa ketika melihat pelek kaleng yang ditawarkan sebagai opsi standar. Artinya, konsumen wajib merogoh kocek lebih untuk setidaknya meningkatkan penampilan jadi lebih berkelas.

Dengan penawaran Rp 128 juta on the road Jakarta, Morning bisa jadi pertimbangan Anda yang berniat membeli mobil pertama, selain LCGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar